Dari pesan yang tidak diketahui kebenarannya itu juga menyatakan bahwa juru bicara dari RIM telah mengkonfirmasi sudah melakukan negosiasi yang sangat alot dan panjang dengan Pemerintah Indonesia dalam masalah sensor dan kontrol bandwidth telah mencapai kebuntuan.
Berdasarkan pesan tersebut juga dikatakan, masalah ini telah di diskusikan sejak Blackberry booming di Indonesia pada awal 2009, dimana pemerintah sejak itu telah menempatkan bunga dan preasure pada RIM untuk membuka perusahaan resmi Service Center di Indonesia dan sensor-nya Blackberry Messenger Service.
Demikian pesan tersebut :
"RIM: "Selamat Tinggal Indonesia"
Setelah negosiasi sangat alot & panjang dengan Pemerintah Indonesia, sepertinya langkah Google di China juga akan diikuti oleh RIM di Indonesia. Juru bicara dari RIM telah mengkonfirmasi bahwa setelah negosiasi sangat alot dan panjang dengan pemerintah Indonesia dalam masalah sensor dan kontrol bandwidth, telah mencapai kebuntuan. Masalah ini telah didiskusikan sejak Blackberry booming di Indonesia awal 2009, dimana pemerintah sejak itu telah menempatkan bunga dan preasure pada RIM untuk membuka perusahaan resmi service center di Indonesia dan sensornya Blackberry Messenger Service. RIM membantah isu yang terakhir dan mengumumkan privasi dan kredibiltas yang kuat Blackberry titik yang banyak itu tidak terbuka untuk negosiasi. Sepertinya kebuntuan ini adalah akhir untuk Blackberry di Indonesia. RIM telah memutuskan untuk menarik layanan keluar dari Indonesia"
Tidak diketahui apakah pesan tersebut adalah hoax (berita bohong) atau bukan. Belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah atau RIM mengenai pesan yang menyebar sejak kemarin malam tersebut.
Produsen Blackberry RIM mengonfirmasi ada berita bohong yang tersebar di antara kalangan pengguna layanan Blackberry Messenger. Dalam konfirmasinya, RIM mengaku tidak akan menarik layanannya dari Indonesia.

Menurut pihak RIM, pesan hoax tersebut awalnya berasal dari sebuah postingan seseorang di web. Bahkan dalam postingannya, tidak ada satu pun menyebutkan nama, baik nama pemosting maupun nama sumber RIM yang kompeten sehingga wajar jika kemudian RIM menganggapnya sebagai berita yang 'ngawur'.
No comments:
Post a Comment