Jul 4, 2011

Alasan Mengapa BlackBerry akan diBlokir


Rencana berbagai negara di Timur Tengah dan Asia memblokir layanan BlackBerry kian hari kian meluas. Uni Emirat Arab (UEA) pertama kali mengumumkan penutupan layanan ini mulai Oktober mendatang, Kemudian isu ini terus bergulir ke negara-negara lainnya seperti India, Indonesia,dan negara-negara Timur-Tengah lainnya. Namun tak begitu banyak yang mengetahui cerita yang melatari awal rencana pemblokiran ini.

Dari isu-isu yang didapat, Uni Emirat Arab (UEA) memang telah berusaha untuk menyadap layanan BlackBerry di negara itu. Seperti halnya negara-negara lain di dunia, UEA juga ingin bisa memonitor semua trafik komunikasi yang ada di wilayah mereka, termasuk yang menyebar melalui jaringan BlackBerry. Menurut keterangan Thomas Shambler, seorang Editor Majalah Stuff di Dubai, pemerintah UEA pertama kali berusaha menjerat para pengguna BlackBerry dengan mengirimkan pesan SMS yang berbahaya di jaringan BlackBerry.

Teks pesan atau sms yang menjanjikan peningkatan layanan, namun ternyata mengarahkan pelanggan untuk mengunduh software mata-mata alias spyware. Software ini banyak di temukan pada software-software BlackBerry yang banyak digunakan oleh pengguna. Seperti software BlackBerry Tour, software BlackBerry Pearl, software BlackBerry Storm, software BlackBerry Curve. Karena Kejadian itu RIM (Research In Motion) langsung mengeluarkan program tambalan yang bisa menghapus software mata-mata tadi. Upaya pemerintah UEA untuk memonitor para pengguna BlackBerry di UEA, langsung kandas.

Selama ini, trafik layanan ponsel BlackBerry di seluruh dunia memang langsung ditarik ke server RIM di Kanada Pemerintah-pemerintah di negara yang mengijinkan layanan BlackBerry, tak bisa menyadap jaringan ini karena mereka tak memiliki server pengontrol di masing-masing negara.

Namun, menurut RIM, informasi yang ditransmisikan melalui layanan BlackBerry memang dienkripsi sedemikian rupa sehingga RIM sendiri tak mampu mendekrip (memecahkan kode enkripsi) dan membacanya.

Tapi, benarkah konsumen benar-benar dapat mengandalkan keamanan data pribadi mereka di layanan BlackBerry. Ternyata, tidak juga. Menurut situs berita terkemuka, RIM membolehkan beberapa negara untuk bisa melihat trafik informasi yang mengalir di layanan itu.

Oleh karenanya, pemerintah UEA juga menuduh RIM tidak adil, karena menganggap RIM tidak memberikan hak penyadapan kepada negaranya, sebagaimana RIM memberikannya kepada pemerintah AS. Di pihak Amerika Serikat sendiri menyatakan bahwa menyadap berbagai alat komunikasi adalah bagian dari kegiatan pengawasan dan intelijen serta penegakkan hukum di seluruh dunia.

Oleh karenanya, pelanggan BlackBerry tak bisa lagi menganggap bahwa layanan ini 100 persen aman. Tapi, apakah mayoritas pelanggan BlackBerry begitu peduli tentang masalah penyadapan? Boleh jadi mereka tak beda dengan para pelanggan BlackBerry di UEA.

Mereka lebih khawatir kalau layanan BlackBerry mereka diblokir, bagaimana nantinya mereka bisa mengirim email, mengirim pesan instan ke orang-orang yang mereka kenal, atau bagaimana mereka bisa terus terhubung dengan rekan-rekan mereka.

No comments:

Post a Comment